Kabar baik tentang tentang ancaman kesehatan manusia yang dibawa oleh kucing adalah hanya sedikit, tapi kita pun tetap harus berhati-hati. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
-
Rabies. Ini adalah hal yang paling serius, kecuali di Australia dan Inggris sebab di kedua negeri tersebut pengendalian serta vaksinasi kucing tertata dan teratur secara ketat. Kabar mutakhir, 5 dari 10 rumah di Inggris memelihara minimal satu kucing. Kucing saya pernah satu kali divaksin anti-rabies, lucunya kucing tetangga lain dipaksa-paksa sampai harus menggunakan kurungan sedangkan kucing saya cukup dibawa jalan sendiri mengikuti Ibu saya.
-
Toxoplasmosis. Mitos yang sering kita dengar adalah perempuan hamil jangan dekat-dekat dengan kucing karena bulunya berbahaya bagi kandungan. Setelah saya baca di Wikipedia penyebab tepatnya bukanlah di bulunya, namun dari kotoran kucing yang memang bisa jadi kotoran kucing menempel pada bulunya yang rontok. Toxoplasmosis yang menginfeksi kandungan disebut sebagai congenital toxoplasmosis, bisa menyebabkan infeksi pada bayi yang belumlah lahir. Tak disebutkan bahwa penularannya bisa melalui pernafasan, tapi pada makanan yang dimasak kurang matang karena tercemar kotoran kucing atau tidak cuci tangan sebelum memegang makanan.
-
Ringworm atau Tinea. Saya tidak tahu apa istilah umumnya, sebuah penyakit kulit yang bisa menular melalui sentuhan dan bulu kucing yang bisa berfungsi sebagai pembawa atau carrier. Risiko terhadap jamur ini mengakibatkan kebiasaan mencuci tangan setelah memegang kucing sebagai sebuah keharusan.
-
Flea atau kutu. Kutu kucing atau Ctenocephalides felis bisa saja menggigit kulit manusia meskipun tidak menginfeksi apa-apa, namun bisa terjadi gigitan kutu tersebut menimbulkan luka. Bedak kucing yang dijual sudah cukup sebagai tindakan pencegahan, selain tentunya sebagai salah satu cara memelihara kucing dengan baik.
- Gigitan dan cakaran. Ludah kucing bisa mengandung bakteri berbahaya bagi tubuh kita, begitu pula cakarannya. Antiseptic seharusnya sudah cukup, dan jarang terjadi luka gigitan atau cakaran menyebabkan demam, jika terjadi demam segera hubungi dokter anda, semoga bukan gejala rabies. Satu hal jika saya bermain-main dengan kucing sampai dia menggigit –terutama jika menggelitik perutnya, bagian paling vulnerable dari tubuh kucing–adalah jangan menarik lengan ketika digigit, biarkan tangan diam ketika digigit, seringnya sang kucing tak meneruskan gigitannya.
Penyakit flu sering terjadi pada kucing, terutama pada kucing yang belum divaksinasi dan mudah sekali menular kepada kucing lain. Penyakit ini jarang menyebabkan kematian pada kucing dewasa tetapi dapat berakibat fatal bila menyerang anak kucing. Meskipun pada kucing dewasa jarang berakibat fatal, gejala-gejala penyakit seperti pilek dan bersin-bersin dapat berlangsung cukup lama. Oleh karena itu pencegahan dengan vaksinasi rutin merupakan tindakan terbaik.
Apakah Flu Kucing itu?
Flu
kucing adalah penyakit pada kucing yang biasanya disebabkan oleh
infeksi satu atau kombinasi beberapa virus (virus herpes dan virus
calici) dan bakteri.
Bagaimana cara penularan Penyakit ini ?
Sepertihalnya
penyakit flu pada manusia, flu kucing juga menyebar melalui air
liur,cairan bersin/droplet yang mengandung virus. Droplet ini tersebar
melalui bersin, kontak langsung atau tidak langsung melalui peralatan
(tempat makanan, minuman, kandang,dll) yang tercemar virus. Kontak tidak
langsung juga dapat terjadi melalui sentuhan manusia, oleh karena itu
cucilah tangan dengan sabun/antiseptik setelah memegang kucing sakit
agar tidak menulari kucing lain.
Masa
inkubasi penyakit ini dapat mencapai 3 minggu, artinya kucing bisa saja
tidak menunjukkan gejala sakit flu hingga 3 minggu sejak virus
menyerang. Selama 3 minggu tersebut kucing bisa saja menyebarkan virus,
meskipun tidak terlihat sakit.
Bagaimana tanda-tanda kucing terserang Flu ?
Gejala
flu kucing mirip seperti flu pada manusia. Di awali dengan
bersin-bersin bekelanjutan, demam, nafsu makan berkurang atau hilang
sama sekali, lemah, lesu, diikuti dengan batuk, mata merah dan berair.
Tanda-tanda penyakit biasanya mulai berkurang setelah 7 hari dan kembali
ke kondisi semula dalam 2-3 minggu. Pada beberapa kasus, penyakit ini
dapat menyebabkan semacam sariawan pada mulut dan menyebabkan kucing
kesakitan bila makan.
Apakah Flu kucing menular pada manusia ?
Tidak. Virus flu pada kucing berbeda dengan virus flu yang menyerang manusia.
Apakah flu kucing dapat diobati ?
Sayangnya
hingga saat ini belum ada obat untuk flu kucing. Segera temui dokter
hewan bila gejala penyakit ini terjadi pada kucing Anda. Pemberian
obat-obatan seperti antibiotik lebih bersifat mencegah infeksi sekunder
yang disebabkan oleh bakteri. Obat-obat lain yang diberikan biasanya
bertujuan untuk mengurangi gejala flu seperti menurunkan panas,
melegakan pernafasan dan menghilangkan lendir saluran pernafasan yang
berlebihan. Selebihnya sangat tergantung pada sistem kekebalan tubuh
kucing itu sendiri.
Pada
kucing dengan kondisi dan gizi yang bagus, penyakit flu ini akan sembuh
sendiri dalam waktu 2-3 minggu. Meskipun kucing tidak mau makan,
usahakan ada makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan cara disuapi, agar
kucing tersebut tetap mempunyai energi dan nutrisi yang baik untuk
memerangi virus flu.
Apakah Kucing yang terserang Flu dapat kembali sehat ?
Biasanya
kucing yang terserang flu kembali sehat dalam beberapa minggu. Pada
beberapa kasus infeksi dan gejalanya berlangsung lebih lama, Kucing
terlihat selalu bersin-bersin dan pilek selama beberapa bulan. Hal ini
dapat menyebabkan kondisi kucing kurang baik dan mudah terserang
penyakit lain.
Perlukah diberi vitamin atau suplemen ?
Vitamin
dan suplemen dapat membantu meningkatkan kondisi dan sistem kekebalan
tubuh kucing yang sedang sakit. Konsultasikan dengan dokter hewan
vitamin/suplemen yang cocok beserta dosisnya.
Apakah Vaksinasi dapat menyembuhkan kucing yang sakit flu ?
Vaksinasi
lebih bersifat pencegahan.Vaksinasi rutin tidak 100 % melindungi kucing
dari penyakit. Pada kucing yang rutin divaksinasi, meskipun terserang
flu biasanya tidak parah dan lebih cepat sembuh.
Penyakit Jamur Cryptococcus Pada Kucing
Indonesia adalah negara tropis dengan udara bersuhu relatif stabil dan
kelembaban yang tinggi. Kondisi udara seperti ini sangat cocok untuk
pertumbuhan berbagai macam jamur penyebab penyakit, salah satunya adalah
Cryptococcus neoformans. Jamur tersebut termasuk golongan kapang/ragi
(yeast).Jamur ini berukuran sangat kecil dan tidak terlihat mata
telanjang, tetapi koloni yang berkembang biasanya terlihat seperti
lapisan berwarna krem-coklat dan berlendir. Kapang C. neoformans berada
dimana-mana, biasanya tumbuh dan berkembang di kotoran burung dan
tumbuhan yang membusuk. C. neoformans sering menyerang pada kucing,
terutama saluran pernafasannya. Penyebaran dimulai dari hidung, melalui
aliran darah dapat menyebar ke otak, mata dan paru-paru. Tetapi umumnya
menyerang bagian hidung, tenggorokan, jaringan wajah, mata dan otak.Tanda-tanda kucing terkena C. neoformans
Kucing yang terkena biasanya mengalami pembengkakan hidung, pilek berat, luka pada hidung yang bengkak, suara nafas berat, kadang-kadang disertai demam, pengelupasan kulit di sekitar wajah dan kepala, pembengkakan kelenjar getah bening,gangguan syaraf dan mata.
Menular ke manusia & lama sembuhnya
Segera periksakan kucing anda ke dokter hewan terdekat, informasikan pula pada dokter hewan tersebut kemungkinan terkena penyakit jamur C. neoformans ini. Dokter hewan anda akan memberikan obat yang sesuai.
Perlu diperhatikan pula kalau penyakit ini bersifat kronis, lama sembuhnya dan memerlukan pengobatan selama 1-2 bulan atau lebih. Proses penyembuhan sangat tergantung terhadap parah-tidaknya penyakit dan pemberian obat yang teratur.
Yang tidak kalah penting penyakit ini bersifat zoonosis, yaitu dapat menyerang manusia. Penularan dapat terjadi melalui kucing, anjing ataupun langsung dari lingkungan, Jadi cucilah tangan setelah mengobati kucing kesayangan Anda.
0 komentar:
Posting Komentar